High;

cover-high

H i g h

©2017 – CASTORPOLLUX

 [IOI’s] Doyeon  x  [PTG’s] Wooseok

AU!, Life, Hurt | Teen

.

‘Wooseok itu terlalu tinggi’

.

 

Doyeon melangkah pergi meninggalkan sekolah, dirinya sudah lelah dengan segala tugas; makalah, presentasi, video rekaman percobaan, dan beberapa tugas rumit lainnya. Pulang terlambat sudah menjadi kegiatan baru baginya, keluar—masuk—meminjam—mengembalikan buku di perpustakaan sudah acap kali dia lakukan untuk memenuhi tugas. Sampai Doyeon hafal setiap inci perpustakaan.

 

Mungkin yang Doyeon butuhkan sedikit piknik dan penyemangat? Atau mungkin makanan manis dan pacar? Entahlah Doyeon pun juga tidak tahu.

 

Ada sih beberapa lelaki yang disukai gadis itu, ‘cowok-cowok dengan reputasi tinggi’ pula, tidak salah juga sih Doyeon menyukai ataupun disukai. Tapi jika kalian ingin tahu tidak hanya seorang Kim Doyeon saja yang menyukai, namanya juga cowok dengan reputasi tinggi dan kalian tahu lah bagaimana, peluangnya pasti ada tapi kan hanya satu per dua, tidak dan ya. Benar-benar boyfriend goals intinya. Beberapa contoh emm Cha Eunwoo: ketua klub jurnalis, salah satu anggota Palang Merah, tampan, pintar, tidak sembrono, next Kim Mingyu yang ini kadang-kadang membuat Doyeon susah bernafas, tim inti basket, anggota terbaik tim futsal, duta lingkungan sekolah, tampan, dan selanjutnya ada Jung Wooseok lelaki ini satu kelas dengan Doyeon, anak basket, lelaki dengan tinggi seratus delapan puluhan ini sangat digemari oleh kakak dan adik kelas, pemuda Jung ini kadang menjadi moodbooster di kala dirinya merasa bosan (ketika upacara apalagi duh tinggi Wooseok menjulang bak tiang bendera. Sampai-sampai ada yang meneriakkan ‘tiangnya ada di kelas 2-3 woy haha’).

 

Sejauh ini belum ada sih lelaki yang mengajak ‘pergi berdua’ bersama Doyeon secara terang-terangan. Paling-paling hanya sekedar pulang kelompok bersama ataupun sebaliknya. Yang sering ya Wooseok toh mereka juga sekelas dan ya relasi mereka lebih dekat daripada pangeran-pangeran Doyeon yang lain.

 

Well, kembali lagi ke topik awal, Doyeon sampai di rumah. Sudah tidak bisa dicegah lagi dirinya untuk sekedar melepas kaus kaki, mengganti pakaian, Doyeon sudah terlampau lelah untuk melakukan hal simpel seperti itu, pikirnya ‘itu masih bisa dikerjakan nanti.’

Wooseok : Coba buka jendela deh Doy

Message line dari Wooseok, mengagetkan dirinya yang sudah terlelap kurang lebih seratus dua puluh detik, mau apa sih Wooseok kemari?

“Doy, keluar yuk cowok ganteng mau curhat nih.”

Woy ngapain sih udah malem juga?”

“Mau curhat, kan tadi sudah bilang gimana sih!” Wooseok tetap berdiri disana, tak sengaja Doyeon melihat Wooseok menggumam ‘duh dingin banget, siput banget si Doyeon’

Doyeon sudah selesai, akhirnya ia turun untuk menemui Wooseok yang katanya ingin ‘curhat’ dirinya turun dan sudah dihadiahi sapaan Wooseok, “DoyDoy.”

Sial. Kenapa Wooseok harus senyum, aduh panggilan apalagi itu DoyDoy ewh. Tapi tak apa bagi Doyeon ini adalah salah satu atau bisa disimpulkan ini adalah langkah hebat untuk lebih dekat dan menghapus label sahabat menjadi—seperti itu lah ya.

.

Destinasi berikutnya adalah taman. Taman ditambah malam hari ditambah berdua ditambah (lagi) sepi sama dengan ah lupakan. “Mau curhat apa sih, sampe ngajak kesini segala?” wajar saja Doyeon penasaran, karena tidak biasanya Wooseok mengajaknya ke taman, paling sering ya warung bakso di perempatan sana. “Duh gimana ya Doy jelasinnya, emm kalo Jung Wooseok suka sama Kim Yerim gimana, sebagai temen setuju lah ya.”

Shit.

Tau begini Doyeon tidak perlu pergi bersama Wooseok. Ibaratkan kau melintasi jalan raya, tiba-tiba ada gajah lepas dari kebun binatang. Itu mengagetkan bung!

“Kupikir apa Woo, ternyata kau suka Yeri, ulululu ternyata Wooseok sudah besar sudah berani naksir cewek,” hah yang benar saja. Kali ini tidak usah membahas bagaimana perasaan Doyeon, karena jika kita membahasnya cerita ini tidak akan tamat. “kalau begitu nyatakan saja perasaan mu kepada Yeri, apa susahnya? Tinggal bilang aku suka kamu lalu berikan dia barang-barang kesukaan perempuan, ajak kencan dia di akhir pekan, mudah kan bagaimana?”

“Duh makasih kesayangan.”

Demi kerang ajaib Doyeon tidak mendengar kalimat barusan. Tinggal tunggu Wooseok bosan dan memutuskan Yeri, atau mungkin menjadi perusak hubungan orang sangat menyenangkan dan menantang, ide-ide berikut boleh saja dilakukan asalkan Doyeon mampu menjalankan. Fakta nya memang benar Wooseok itu tinggi, saking tingginya sampai tidak bisa diraih.

.

.

.

Fin.

4 pemikiran pada “High;

Tinggalkan komentar